STARTING AWAL
GENERATOR INDUKSI BERPENGUATAN
SENDIRI
TUGAS BESAR
MATA KULIAH ANALISIS TRANSIEN MESIN-MESIN LISTRIK
Oleh
ARIF RAHMAN
07 175 021
DOSEN : REFDINAL NAZIR, Ph.D
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
LATAR BELAKANG
Dengan semakin banyaknya energi yang dibutuhakan maka banyak orang yang mencari sumber energi alternative yang murah dan ramah lingkungan untuk menggantikan bahan bakar fosil yang sudah mulai langka dan menghasilkan polusi. Salah satu sumber energi yang termasuk murah dan ramah lingkungan adalah energi angin. Sumber energi ini termasuk sumber energi terbarukan. Energi ini tidak akan habis walau dipakai terus menerus, hanya saja energi ini memiliki besar atau kekuatan yang sama untuk setiap waktu sehingga pada saat energi ini dikonversi menjadi energi listrik maka akan dihasilkan tegangan yang berubah-ubah sehingga tidak dapat langsung disuplai ke sistem.
Untuk dapat menggunakan energi ini maka dibutuhkan teknik tertentu agar tegangan keluaran dapat dibuat konstan. Untuk mengkonversi energi ini menjadi energi listrik maka digunakan generator induksi karena lebih murah dan tidak membutuhkan eksitasi arus DC seperti pada generator sinkron.
Dengan semakin banyaknya kebutuhan akan energi angin mengakibatkan banyaknya kebutuhan akan generator induksi. Oleh karena itu pemakalah mencoba untuk membahas sebahagian kecil dari masalah yang terjadi pada generator induksi yaitu masalah transient.
MODEL GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DALAM KOORDINAT a, b, c
Generator induksi adalah mesin induksi yang bekerja sebagai generator, oleh karena itu mesin induksi mempunyai persamaan dan konstruksi yang sama untuk generator maupun untuk motor. Pada gambar dibawah diperlihatkan konstruksi dari mesin induksi dengan as,as’,bs,bs’,cs,cs’ adalah kumparan stator dan ar,ar’,br,br’,cr,cr’ adalah kumparan rotor. Kumparan as dan as’ adalah kumparan yang sama hanya saja arah arusnya berlawanan. Masing-masing kumparan pada mesin induksi ini terpisah sejauh 1200 , begitu juga untuk kumparan dari rotor mesin tersebut.
Gambar 3.1 Konstruksi belitan mesin induksi tiga phasa
Persamaan tegangan pada stator :
Persamaan tegangan rotor :
Persamaan fluks bocor pada stator dan rotor :
Dimana,
Dimana :
[Lssabc] = Matriks sendiri kumparan stator phasa a,b,c
[Lrrabc] = Matriks sendiri kumparan rotor phasa a,b,c
[Lsrabc] = Matriks induktansi bersama kumparan stator dengan rotor phasa a,b,c
[Lrsabc] = Matriks induktansi bersama kumparan rotor dengan stator phasa a,b,c
[Lms] = Induktansi kumparan stator
[Lmr] = Induktansi kumparan rotor
[Lls] = Induktansi bocor pada kumparan stator
[Llr] = Induktansi bocor pada kumparan rotor
TRANSFORMASI KOORDINAT PADA PERSAMAAN MESIN INDUKSI
Karena persamaan dalam koordinat abc adalah fungsi dari sudut rotor dan fungsi dari waktu maka akan sulit untuk menyelesaikan persamaannya oleh karena itu dibutuhkan transformasi d-q untuk menyelesaikan persamaan tersebut.
Dimana Ks adalah matrik transformasi sedangkan (Ks)-1 adalah matrik transformasi balik. Dengan adanya transformasi maka mesin yang sebelum transformasi memiliki koordinat abc akan memiliki koordinat qdo. Transformasi dilakukan dengan menyatakan masing-masing sumbu a,b dan c pada sumbu q, sumbu a,b dan c pada sumbu d dan sumbu a,b dan c pada sumbu 0.
Transformasi ini dapat dilakukan untuk sumbu qd0 yang berputar dengan kecepatan , dimana adalah kecepatan sumbu qd0 terhadap sumbu abc dan dapat juga dilakukan untuk sumbu qdo yang tetap.
Untuk model transformasi abc ke sumbu dq atausebaliknya dapat dilihat pada gambar
MODEL GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI DALAM KOORDINAT d, q
Persamaan tegangan pada stator dan rotor :
Dimana,
Persamaan fluks mesin induksi :
Dimana,
Selanjutnya akan didapat persamaan fluks sebagai berikut :
Dan persamaan tegangan :
Dari persamaan tegangan diatas maka akan didapat model mesin induksi seperti gambar berikut dibawah, yang terdiri dari 3 buah gambar untuk sumbu q, sumbu d dan sumbu 0.
Karena parameter mesin biasanya diberikan dalam ohm atau pu maka parameter biasanya dinyatakan dengan impedansi. Sehingga persamaan tegangan akan menjadi :
+
dikali dengan
dikali dengan
Sehingga didapatkan,
Dimana nilai D yaitu
Torka elektromagnetik motor induksi dapat ditentukan dengan :
Persamaan dinamis dari mesin induksi dinyatakan oleh
Dengan,
PERSAMAAN KONSTRAIN
METODE PENYELESAIAN
Parameter Mesin Induksi Yang Digunakan
Simulasi Sistem Dengan MATLAB
Model mesin induksi yang terdapat pada gambar dibawah adalah model mesin induksi yang digunakan dalam simulasi dengan program MATLAB.
Nilai parameter yang dimasukkan pada kotak dialog merupakan nilai parameter mesin induksi yang telah disebutkan pada sub bab sebelumnya. Nilai induktansi (dalam Henry) diperoleh dengan menghitung besar rasio dari reaktansi induktif mesin dengan frekuensi tegangan nominal mesin. Nilai inersia dan faktor gesekan menggunakan nilai awal yang terdapat pada MATLAB. Hal ini dilakukan karena tidak dilakukan pengukuran terhadap nilai konstanta mekanis mesin. Kondisi awal yang digunakan pada simulasi ini merupakan nilai tebakan dari penulis. Nilai yang dimasukkan pada kondisi awal adalah slip awal = 1; tegangan stator = 1 V; dan tegangan rotor = 5 V dengan sudut tegangan awal masing-masing 0o. Berikut ini gambar simulasi sistem generator induksi berpenguat sendiri,
Gambar Simulasi generator induksi berpenguat sendiri
Statement list pada block generator_induksi :
function [sys,x0]=Generator_Induksi(t,f,u,flag)
w = 36000;
wr = 9000;
Rs = 1.115;
Lls = 0.005974;
Rr = 1.083;
Llr = 0.005974;
Lm = 0.2037;
Lss = Lls + Lm;
Lrr = Llr + Lm;
D = Lss*Lrr - Lm*Lm;
B = [1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0
0 0 1 0 0 0
0 0 0 1 0 0
0 0 0 0 1 0
0 0 0 0 0 1];
A = [-Rs*Lrr/D -w 0 Rs*Lm/D 0 0
w -Rs*Lrr/D 0 0 Rs*Lm/D 0
0 0 -Rs/Lls 0 0 0
Rr*Lm/D 0 0 -Rr*Lls/D -(w-wr) 0
0 Rr*Lm/D 0 (w-wr) -Rr*Lls/D 0
0 0 0 0 0 Rr/Llr];
C = [Lrr/D 0 0 -Lm/D 0 0
0 Lrr/D 0 0 -Lm/D 0
0 0 1/Lls 0 0 0
-Lm/D 0 0 Lss/D 0 0
0 -Lm/D 0 0 Lss/D 0
0 0 0 0 0 1/Llr];
if abs(flag) == 1
V = [u(1);u(2);u(3);0;0;0];
sys=A*f+B*V;
elseif flag == 3
I = C*f;
sys = [I(1) I(2) I(3)];
elseif flag == 0
sys = [6,0,3,3,0,0];
x0 = [0;0;0;0;0;0];
else
sys = [];
end
statement list pada block eksitasi :
function [sys,x0]=Eksitasi(t,v,u,flag)
w = 36000;
w1 = [0 -w 0
w 0 0
0 0 0];
B = [1 0 0
0 1 0
0 0 1];
if abs(flag) == 1
c = u(1);
I = [u(2);u(3);u(4)];
I1 = (1/c)*I;
sys = w1*v+B*I;
elseif (flag) == 3
sys = [v(1) v(2) 0];
elseif flag == 0
sys = [3, 0, 3, 4, 0, 0];
x0 = [1.5;1.5;1.5];
else
sys = [];
end
Simulasi dilakukan dengan menggunakan kerangka acuan stasioner sehingga pada simulasi ini nilai tegangan pada stator dan rotor dianggap seimbang untuk ketiga fasa.
Mesin induksi pada simulasi ini bagian rotornya dihubungkan dengan tahanan sebesar 20 ohm pada setiap fasanya. Hal ini dilakukan untuk mengurangi lonjakan arus saat mesin pertama kali dijalankan. Beban generator yang digunakan dalam simulasi ini menggunakan beban resistif murni sebesar 1000 Watt dengan konfigurasi bintang. Kapasitor eksitasi yang digunakan pada simulasi ini merupakan tiga buah kapasitor satu fasa dengan kapasitansi 39,31 µF dengan konfigurasi delta dan kemudian dihubungkan pada setiap fasa terminal generator induksi.
HASIL DAN ANALISA
Generator induksi pada simulasi ini dibebani dengan beban resistif sebesar 1000 Watt dengan konfigurasi bintang. Generator dilengkapi dengan kapasitor eksitasi sebesar 39,31 µF seimbang untuk ketiga fasa. Sehingga diharapkan pada simulasi ini diperoleh karakteristik keluaran generator induksi ketika torsi masukan yang diterima generator berubah-ubah. Pada simulasi ini nilai torsi yang dimasukkan adalah 8 Nm untuk detik 0 hingga detik ke 1. Kemudian dari detik ke 1 hingga detik ke 3, nilai torsi diturunkan secara linier hingga mencapai 5 Nm. Dari detik ke 3 nilai torsi diturunkan menjadi 3 Nm kemudian dipertahankan hingga detik ke 3,5. Kemudian pada detik ke 3,5 nilai torsi dinaikkan menjadi 6 Nm. Nilai torsi ini dipertahankan konstan hingga detik ke 5.
Nilai tegangan keluaran yang tercatat pada grafik memperlihatkan bahwa pada t = 0 hingga 0,55 detik tegangan keluaran yang terjadi bernilai 0. Kondisi ini menandakan bahwa pada saat tersebut generator sedang mengalami proses pembangkitan tegangan. Pada proses ini, nilai tegangan kapasitor akan meningkat secara bertahap hingga seluruh tegangan dapat dibangkitkan. Meningkatnya tegangan kapasitor ini akan meningkatkan besar tegangan yang diinduksikan pada rotor sehingga arus rotor juga meningkat karena nilai tahanan rotor tetap. Meningkatnya arus pada rotor akan meningkatkan medan magnet yang dihasilkan oleh rotor. Meningkatnya besar medan magnet rotor akan membuat GGL yang terjadi pada stator semakin besar sehingga akan meningkatkan nilai arus stator generator atau arus yang mengalir ke kapasitor. Proses pembangkitan tegangan ini akan terus terjadi hingga seluruh tegangan dapat dibangkitkan.
Pada grafik, bangkitnya seluruh tegangan dapat terlihat pada saat grafik
tegangan mencapai nilai puncaknya. Setelah tegangan mencapai nilai puncak, nilai ini kemudian turun dan berosilasi selama keadaan transiennya dan mencapai sebuah nilai tegangan, pada grafik sekitar 220 Volt, pada saat generator telah mencapai keadaan tunak. Lamanya waktu transien dari generator induksi berpenguat sendiri tergantung dari besar kecilnya torsi masukan yang diberikan pada generator. Semakin besar torsi yang diberikan, proses pembangkitan tegangan akan semakin cepat sehingga generator juga akan lebih cepat mencapai keadaan tunak. Hal ini dapat terjadi karena ketika torsi masukan yang diberikan semakin besar maka kecepatan putar generator juga semakin besar. Semakin besar kecepatan putar maka nilai GGL yang dihasilkan pada terminal generator juga semakin besar sehingga arus yang terjadi pada terminal generator atau stator juga semakin besar. Semakin besar arus generator ini akan membuat torsi elektromagnetik generator semakin besar juga. Torsi elektromagnetik ini akan melawan arah torsi input generator sehingga akan menurunkan kecepatan putar generator. Torsi mekanik yangdiberikan pada generator selanjutnya akan menyesuaikan besarnya dengan torsi elektromagnetik sehingga membuat grafik kecepatan berosilasi. Penyesuaian ini akan terjadi hingga generator mencapai keadaan tunak. Ketika telah mencapai keadaan tunak, nilai resultan antara torsi mekanik dan torsi elektromagnetik akan tetap. Hal ini terbukti dengan besar kecepatan putar generator yang sudah konstan.
Dengan semakin besarnya torsi masukan yang diberikan, maka nilai torsi elektromagnetis yang terjadi ketika awal timbulnya arus akan semakin besar. Hal ini membuat penyesuaian besar resultan torsi akan semakin cepat sehingga keadaan tunak dapat tercapai dengan lebih cepat.
Bila nilai torsi masukan yang diberikan pada generator tetap, maka tegangan yang dihasilkan generator juga tetap besarnya. Dalam simulasi dilakukan percobaan dengan menurunkan besar torsi masukan generator. Penurunan torsi dilakukan pada detik ke 1 hingga detik ke 3 dengan penurunan total sebesar 3 Nm secara linier. Kemudian torsi langsung diturunkan menjadi 3 Nm pada detik ke 3. Ketika torsi masukan diturunkan besarnya, tegangan yang dihasilkan generator juga turun besarnya. Pada kondisi ini besar kecepatan putar generator tetap. Turunnya nilai tegangan ini dapat dijelaskan dengan menggunakan persamaan berikut,
Sesuai dengan persamaan diatas, maka ketika nilai torsi masukan turun dan kecepatan putar tetap maka nilai daya yang dihasilkan generator akan turun. Daya merupakan hasil perkalian dari tegangan dan arus. Maka ketika nilai daya turun, nilai tegangan akan turun. Karena pada simulasi ini beban generator dibuat tetap maka penurunan tegangan akan mengakibatkan turunnya nilai arus sesuai yang dinyatakan oleh hukum Ohm berikut.
V = I . R
Nilai kecepatan putar tetap meskipun torsi masukan yang diberikan turun besarnya. Hal ini disebabkan karena ketika torsi masukan berkurang, daya yang dihasilkan generator juga berkurang yang membuat arus di terminal generator turun besarnya. Semakin kecilnya arus di terminal ini membuat nilai torsi elektromagnetik yang dihasilkan generator juga turun. Sehingga pada akhirnya nilai selisih atau resultan torsi yang terjadi pada generator tetap. Resultan torsi yang tetap inilah yang membuat kecepatan putar generator tidak berubah. Pada setiap perubahan torsi terjadi osilasi pada grafik kecepatan, hal ini disebabkan terjadinya perubahan arus yang mengakibatkan terjadinya perubahan selisih torsi hingga generator kembali ke keadaan tunak dan selisih torsi menjadi konstan. Faktor yang mempengaruhi besar kecepatan putar generator salah satunya adalah perubahan arus seperti yang akan dijelaskan pada sub bab berikutnya. Berikut ini grafik kecepatan putar generator induksi pada simulasi,
Gambar Grafik kecepatan putar generator induksi berpenguat sendiri
Ketika torsi yang diberikan pada generator dibuat kembali konstan, tegangan yang dihasilkan generator tetap besarnya. Dari grafik hasil simulasi dapat dilihat bahwa penurunan torsi tidak membuat generator terganggu kinerjanya. Sebab ketika torsi kembali dibuat konstan, besar tegangan dan arus yang dihasilkan generator tetap sebanding dengan torsi yang diberikan. Tetap sebanding disini maksudnya adalah grafik tegangan dan arus yang dihasilkan generator serupa dengan grafik torsi yang diberikan. Sehingga dari kondisi ini dapat disimpulkan bahwa penurunan torsi tidak menggangu kinerja generator induksi namun hanya mengurangi daya yang dihasilkan generator.
Ketika torsi masukan diturunkan secara mendadak, seperti pada simulasi saat t = 3 detik, tegangan yang dihasilkan generator berkurang. Namun pengurangan ini tidak langsung menghasilkan nilai tegangan yang konstan. Ketika torsi tiba-tiba dinaikkan, seperti pada saat t = 3,5 detik, tegangan yang dihasilkan generator meningkat. Namun peningkatan ini tidak langsung menghasilkan nilai tegangan yang konstan. Tegangan yang dihasilkan generator meningkat kemudian berosilasi sejenak hingga pada akhirnya mencapai keadaan tunak yang baru dan nilai tegangan menjadi konstan. Perubahan nilai tegangan ini dapat terjadi karena ketika torsi dinaikkan maka daya yang dihasilkan generator akan meningkat. Peningkatan daya ini membuat arus terminal generator meningkat walaupun beban tetap besarnya. Karena meningkatnya arus ini membuat torsi elektromagnetik yang dihasilkan generator meningkat. Torsi elektromagnetik meningkat namun torsi mekanik yang diberikan pada generator tidak berubah sehingga nilai torsi yang melawan arah putaran generator membesar sehingga membuat kecepatan putar generator menurun. Turunnya kecepatan putar membuat arus yang dihasilkan generator menurun sehingga torsi elektromagnetik yang terjadi mengecil. Mengecilnya torsi elektromagnetik membuat kecepatan putar meningkat karena torsi masukan tetap. Naiknya kecepatan putar membuat arus yang dihasilkan generator meningkat dan membuat torsi elektromagnetik membesar. Kondisi ini berlangsung berulang- ulang hingga pada akhirnya tercapai kondisi seimbang dimana resultan antara torsi elektromagnetik dan torsi mekanik tetap. Ketika mencapai keseimbangan torsi, kecepatan putar generator menjadi tetap.
Dari simulasi ini dapat disimpulkan bahwa tegangan terminal generator induksi turun ketika torsi masukan yang diberikan ke generator turun. Tegangan kembali naik ketika torsi masukan generator naik. Perubahan torsi yang terjadi secara tiba-tiba membuat terjadi fluktuasi tegangan sebelum akhirnya generator mencapai keadaan tunak atau nilai tegangan yang baru. Perubahan nilai torsi masukan generator tidak merubah kecepatan putar generator. Hal yang dapat merubah kecepatan generator adalah perubahan besar arus yang ditarik dari generator.
Gambar Tegangan keluaran generator induksi berpenguat sendiri
Gambar Daya keluaran generator induksi berpenguat sendiri dalam kW
KESIMPULAN
Meningkatnya tegangan kapasitor ini akan meningkatkan besar tegangan yang diinduksikan pada rotor sehingga arus rotor juga meningkat karena nilai tahanan rotor tetap. Meningkatnya arus pada rotor akan meningkatkan medan magnet yang dihasilkan oleh rotor. Meningkatnya besar medan magnet rotor akan membuat GGL yang terjadi pada stator semakin besar sehingga akan meningkatkan nilai arus stator generator atau arus yang mengalir ke kapasitor. Proses pembangkitan tegangan ini akan terus terjadi hingga seluruh tegangan dapat dibangkitkan.
Lamanya waktu transien dari generator induksi berpenguat sendiri tergantung dari besar kecilnya torsi masukan yang diberikan pada generator. Semakin besar torsi yang diberikan, proses pembangkitan tegangan akan semakin cepat sehingga generator juga akan lebih cepat mencapai keadaan tunak. Hal ini dapat terjadi karena ketika torsi masukan yang diberikan semakin besar maka kecepatanputar generator juga semakin besar. Semakin besar kecepatan putar maka nilai GGL yang dihasilkan pada terminal generator juga semakin besar sehingga arus yang terjadi pada terminal generator atau stator juga semakin besar. Semakin besar arus generator ini akan membuat torsi elektromagnetik generator semakin besar juga. Torsi elektromagnetikini akan melawan arah torsi input generator sehingga akan menurunkan kecepatan putar generator.
Tegangan terminal generator induksi turun ketika torsi masukan yang diberikan ke generator turun. Tegangan kembali naik ketika torsi masukan generator naik. Perubahan torsi yang terjadi secara tiba-tiba membuat terjadi fluktuasi tegangan sebelum akhirnya generator mencapai keadaan tunak atau nilai tegangan yang baru. Perubahan nilai torsi masukan generator tidak merubah kecepatan putar generator. Hal yang dapat merubah kecepatan generator adalah perubahan besar arus yang ditarik dari generator.
Sangat menarik artikelnya...tolong nmr contacnya saya mau diskas masalah generator....terimaksih
BalasHapustes
BalasHapus